Allahummasolli’Ala Sayyidina Muhammad Wa’Ala’alihi Muhammad
Allahummasolli’Ala Sayyidina Muhammad Wa’Ala’alihi Muhammad
Aku hidup berdua dengan adikku, dirumah kayu yang berdinding papan kusam yang kami temukan tidak berpenghuni. Dirumah hanya ada satu ranjang dari kayu tanpa alas kepala, tanpa selimut menghalau dari dinginnya cuaca, ketika bangun kepala dan seluruh badan terasa sakit tetapi karena kami telah terbiasa itu terasa nyaman. Iya, dirumah yang kami tempati hanya ada ranjang tanpa fasilitas tambahan. Tidak besar tetapi lebih baik begini dari pada tidak memiliki tempat untuk berteduh.
Aku hidup berdua dengan adikku. Jangan bertanya dimana orangtua kami, kamipun tidak tahu dimana mereka, yang kutahu setelah aku cukup mengerti keluarga yang aku miliki hanya anak laki-laki yang selalu berada didekatku.
Aku hidup berdua dengan adikku. Setiap pagi, aku dan adikku beranjak menuju jalan besar hanya dengan satu tujuan. Uang. Kami butuh itu untuk makan dan minum. Setelah malam tiba kamipun kembali dan menyantap hasil yang kami dapatkan, tetapi terkadang tidak malahan terlalu sering kami hanya makan dengan roti dan air minum satu dibagi dua. Tetapi akhir-akhir ini kami kesulitan, untuk keluarpun kami tidak mendapatkan apa-apa. Kami haus, kami lapar, kami butuh makan tetapi satupun orang-orang disekitar enggan ingin melirik kami. Tolong. Adikku kelaparan. Lihat, setidaknya kami butuh satu piring makanan dan air minum untuk membunuh kelaparan ini.
#Day(2)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah
#RamadhanDitengahPandemi
Persinggahan Kata
Menjuluki dirinya gadis perasa. Penyuka semua warna. Terlalu banyak khayal dalam mimpinya.
Sabtu, 25 April 2020
Jumat, 24 April 2020
30 HRDC Day 1 : Aku VS Covid19
Allahummasolli’Ala Sayyidina Muhammad Wa’Ala’alihi
Muhammad
Allahummasolli’Ala
Sayyidina Muhammad Wa’Ala’alihi Muhammad
Allahummasolli’Ala Sayyidina Muhammad Wa’Ala’alihi
Muhammad
Allahummasolli’Ala
Sayyidina Muhammad Wa’Ala’alihi Muhammad
#Day(1)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah
#RamadhanDitengahPandemi
Senin, 03 Juni 2019
30 HRDC day 30 : Selesai?
Assalamualaikum, selamat pagi dan apa kabar untuk hari ini? hari ini dingin ya hujannya awet anginnya menghembus dengan permanen setiap hari biarpun ngga hujan maklum sih di belakang ada empang.
Cepat banget rasanya waktu berjalan hingga sampai dipenghujung Ramadhan tahun ini. Sedih aja sih tiga kali puasa dan lebaran ngga bersama keluarga. Untuk puasa its okaylah tapi lebaran benar-bentar terasa banget ngga nikmat sepi banget kayak kuburan biarpun lagi ngumpul bersama keluarga ayah di sini tapi sumpah raga, jiwa dan batinku tidak happy.
Rindu banget serindu-rindunya. Ngga enak sumpah. Pengen nangis tapi ngga bisa nanti dikira apa lagi sama orang rumah. Ya udah aku tahan. Nanti pas hari lebaran video call sama keluarga di Kampung baru nangis, saat ini lagi ngumpulin air mata(hihi).
Banyak sih aktivitas-aktivitas yang terjadi selama puasa di sini tapi males mau ngebahas ditulisan ini. Hmm... Selama ikut challenge ngga mudah memang sih sampai beberapa lalu mangkir post di blog lagi sibuk mikirin sidang judul sih sampai pusing sendiri dan beberapa tugas kuliah pengen selesai cepat biar cepat cari kerja(Aamiin) maunya post di IG tapi ngga(hihi) lebih baik di blog manfaat moment ini ngisi blog.
Apalagi ya, ngga ada deh. Dingin sumpah dibawa sakit ini cuaca udah tenggorokan mulai menimbulkan gejala tidak sehat lagi. Udah ya. Selamat Idul Fitri member challange💕 aku ngga perlu minta maaf lahir dan batin kan ke kalian? (wkwk). Kalau begitu.
Makan ketupat bersama daging dan kawan-kawan.
Minal aidin wal faidzin.
Mohon maaf lahir dan batin.
Selamat lahir kembali seperti bayi yang masih suci.
#Day(30)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah
Cepat banget rasanya waktu berjalan hingga sampai dipenghujung Ramadhan tahun ini. Sedih aja sih tiga kali puasa dan lebaran ngga bersama keluarga. Untuk puasa its okaylah tapi lebaran benar-bentar terasa banget ngga nikmat sepi banget kayak kuburan biarpun lagi ngumpul bersama keluarga ayah di sini tapi sumpah raga, jiwa dan batinku tidak happy.
Rindu banget serindu-rindunya. Ngga enak sumpah. Pengen nangis tapi ngga bisa nanti dikira apa lagi sama orang rumah. Ya udah aku tahan. Nanti pas hari lebaran video call sama keluarga di Kampung baru nangis, saat ini lagi ngumpulin air mata(hihi).
Banyak sih aktivitas-aktivitas yang terjadi selama puasa di sini tapi males mau ngebahas ditulisan ini. Hmm... Selama ikut challenge ngga mudah memang sih sampai beberapa lalu mangkir post di blog lagi sibuk mikirin sidang judul sih sampai pusing sendiri dan beberapa tugas kuliah pengen selesai cepat biar cepat cari kerja(Aamiin) maunya post di IG tapi ngga(hihi) lebih baik di blog manfaat moment ini ngisi blog.
Apalagi ya, ngga ada deh. Dingin sumpah dibawa sakit ini cuaca udah tenggorokan mulai menimbulkan gejala tidak sehat lagi. Udah ya. Selamat Idul Fitri member challange💕 aku ngga perlu minta maaf lahir dan batin kan ke kalian? (wkwk). Kalau begitu.
Makan ketupat bersama daging dan kawan-kawan.
Minal aidin wal faidzin.
Mohon maaf lahir dan batin.
Selamat lahir kembali seperti bayi yang masih suci.
#Day(30)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah
30 HRDC day 29 : Sampai jumpa kembali
Untuk ia yang kini telah berkemas dan akan pergi, jadikanlah kebaikan dalam perpisahan kami.
Satu bulan kita bersama sehingga terbiasa beriringan menuju kebaikan untuk menjadi insan yang Tuhan kasihi.
Kalau ingin jujur. Aku tidak begitu rela melepaskanmu. Karena bersamamu, iblis tidak bisa menggodaku dengan semangat.
Aku pasti sangat merindukanmu untuk datang kembali menghampiriku. Selama bersamamu akupun masih lalai. Yang aku lakukan tidak begitu sempurna selama kita bersama satu bulan ini.
Harapku dan doaku kita bertemu lagi ya dan kuingin pertemuan kita selanjutnya bukan hanya aku dan kamu tetapi bersama orang tuaku dan adik-adikku. Aamiin.
Aku tidak ingin mengucapkan selamat jalan untuk akhir selamanya. Tetapi selamat jumpa kembali kita bertemu tahun depan bersama keluargaku.
#Day(29)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah
Satu bulan kita bersama sehingga terbiasa beriringan menuju kebaikan untuk menjadi insan yang Tuhan kasihi.
Kalau ingin jujur. Aku tidak begitu rela melepaskanmu. Karena bersamamu, iblis tidak bisa menggodaku dengan semangat.
Aku pasti sangat merindukanmu untuk datang kembali menghampiriku. Selama bersamamu akupun masih lalai. Yang aku lakukan tidak begitu sempurna selama kita bersama satu bulan ini.
Harapku dan doaku kita bertemu lagi ya dan kuingin pertemuan kita selanjutnya bukan hanya aku dan kamu tetapi bersama orang tuaku dan adik-adikku. Aamiin.
Aku tidak ingin mengucapkan selamat jalan untuk akhir selamanya. Tetapi selamat jumpa kembali kita bertemu tahun depan bersama keluargaku.
#Day(29)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah
Sabtu, 01 Juni 2019
30 HRRC day 28 : Rindu Tuh Aku
Pagi adek, apa kabar?
Pagi tadi aku lagi duduk-duduk ditangga depan rumah tante tempat aku nginap sampai lebaran. Aku lagi duduk sedang memperhatikan aktivitas tetangga di samping rumah tante setelah aku beres-beres rumah tante pastinya.
Dan tentunya aku juga sudah mandi. Aku mandi pagi sekali sekitar jam lima lewat lima puluh atau pas jam enam.
Saat aku perhatikan orang-orang yang mengerjakan pekerjaan rumah di pagi hari dan orang-orang yang lewat di depan rumah, ada anak-anak lewat sambil menepung dada dijadikan gendang sambil bersenandung. Seketika sepintas memori dan bayangan terbang membawaku di rumah, aku ingat adek. Adek tuh juga sering bagitu. Kalau aku ingat adek tuh pengen ketawa karena lucu. Kalau adek sudah tepung-tepung dada adek kayak main gendang waktu di rumah di Tapis. Kalau lihat adek pasti bawanya mau ketawa apalagi ingat adek lagi nulis begini aku ketawa dengan tingkahlaku adek.
Ada saja kelakuan adek bikin ketawa. Kayak adek senyum lebar sampai terlihat kulit-kulit gigi adek bagian atas sampai adek diejek adek sebenarnya anak mama atau anak maktua dia(haha). Apalagi kalau adek senyum dipaksakan muka adek sumpah ndak tahan aku lihat lucu. Terus adek ingat tidak, kalau nonton film Oscar si cicak besar digurun pasir, si duck bebek terbang adek biasa niru suaranya(haha) bagaimana suaranya? (haha)
Tapi sekarang? Aku tidak tahu apa saat aku pulang di rumah ketika lihat muka adek apakah aku dengan mudah tertawa atau malahan pengen nangis.
Entah lah, hanya saja aku rindu adek, Aisyah, dan si bikin kesel otak. Rindu tuh aku. Lama ya aku, kalau aku telepon adek pasti tidak ada selalu di rumah. Kata mama hape adek rusak dan adek sedang berusaha untuk itu. Sumpah rindu sekali. Akupun berharap adek tahun depan seperti yang mama bilang, adek lanjutkan pendidikannya.
Kalian bertiga saling jaga ya, saling membantu, saling memperhatikan satu sama lain. Dan semoga kalian baik-baik saja tidak terjerumus hal yang salah, aku minta tolong sekali laksanakan solat. Dan aku titip mama aku benar-benar berharap kalian mengerti dan paham untuk tidak selalu buat mama marah, capek, sampai pusing kepala dan sakit. Tolong mengertilah dengan keadaan mama jangan memaksa kehendak kalian yang mama tidak sanggup. Aku benar-benar minta tolong. Kalian bisa kan penuhi apa yang aku minta di saat aku jauh dari mama dan tidak bisa menjaga mama di dekatnya?
From me, untuk kalian adik-adikku, yang aku sayang sepenuh dan seluruh hidupku. Aku selalu mendoakan keselamatan kita sekeluarga baik dunia dan akhirat.
Love😘
#Day(28)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah
Pagi tadi aku lagi duduk-duduk ditangga depan rumah tante tempat aku nginap sampai lebaran. Aku lagi duduk sedang memperhatikan aktivitas tetangga di samping rumah tante setelah aku beres-beres rumah tante pastinya.
Dan tentunya aku juga sudah mandi. Aku mandi pagi sekali sekitar jam lima lewat lima puluh atau pas jam enam.
Saat aku perhatikan orang-orang yang mengerjakan pekerjaan rumah di pagi hari dan orang-orang yang lewat di depan rumah, ada anak-anak lewat sambil menepung dada dijadikan gendang sambil bersenandung. Seketika sepintas memori dan bayangan terbang membawaku di rumah, aku ingat adek. Adek tuh juga sering bagitu. Kalau aku ingat adek tuh pengen ketawa karena lucu. Kalau adek sudah tepung-tepung dada adek kayak main gendang waktu di rumah di Tapis. Kalau lihat adek pasti bawanya mau ketawa apalagi ingat adek lagi nulis begini aku ketawa dengan tingkahlaku adek.
Ada saja kelakuan adek bikin ketawa. Kayak adek senyum lebar sampai terlihat kulit-kulit gigi adek bagian atas sampai adek diejek adek sebenarnya anak mama atau anak maktua dia(haha). Apalagi kalau adek senyum dipaksakan muka adek sumpah ndak tahan aku lihat lucu. Terus adek ingat tidak, kalau nonton film Oscar si cicak besar digurun pasir, si duck bebek terbang adek biasa niru suaranya(haha) bagaimana suaranya? (haha)
Tapi sekarang? Aku tidak tahu apa saat aku pulang di rumah ketika lihat muka adek apakah aku dengan mudah tertawa atau malahan pengen nangis.
Entah lah, hanya saja aku rindu adek, Aisyah, dan si bikin kesel otak. Rindu tuh aku. Lama ya aku, kalau aku telepon adek pasti tidak ada selalu di rumah. Kata mama hape adek rusak dan adek sedang berusaha untuk itu. Sumpah rindu sekali. Akupun berharap adek tahun depan seperti yang mama bilang, adek lanjutkan pendidikannya.
Kalian bertiga saling jaga ya, saling membantu, saling memperhatikan satu sama lain. Dan semoga kalian baik-baik saja tidak terjerumus hal yang salah, aku minta tolong sekali laksanakan solat. Dan aku titip mama aku benar-benar berharap kalian mengerti dan paham untuk tidak selalu buat mama marah, capek, sampai pusing kepala dan sakit. Tolong mengertilah dengan keadaan mama jangan memaksa kehendak kalian yang mama tidak sanggup. Aku benar-benar minta tolong. Kalian bisa kan penuhi apa yang aku minta di saat aku jauh dari mama dan tidak bisa menjaga mama di dekatnya?
From me, untuk kalian adik-adikku, yang aku sayang sepenuh dan seluruh hidupku. Aku selalu mendoakan keselamatan kita sekeluarga baik dunia dan akhirat.
Love😘
#Day(28)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah
Jumat, 31 Mei 2019
30 HRDC day 27 : Katanya?
Katanya hijrah. Kok cuman penampilan doang yang berubah?
Katanya hijrah. Kok diajak solat bilangnya nanti dulu, padahal lu ngga sibuk.
Katanya hijrah. Kok masih barengan sama si anu.
Katanya hijrah. Kok lu masih nyinyirin orang lain?
Katanya hijrah. Kok itu muka sekental susu sapi?
Katanya hijrah. Lah, itu baju kok ketat?
Katanya hijrah. Itu rok atau celana kok lekukannya terlihat jelas.
Katanya katanya katanya. Tapi kok gitu?
Versi lu itu ya? Lucu!
Aduh, yang benar dong!
Iya gue tahu sekarang itu lagi marak begitu. Dan langkah awal yang baik buat lu nutup yang haram dipandang. Tapi kalau kelakuan lu masih aja bikin sakit mata dan buat orang lain jengah sama lu. Sebaiknya lu segera insaf deh. Kena azab lu entar mau?
Yah, kalau lu mau narik perhatian itu akhi-akhi yang Masya Allah, yang ada mereka kabur sebelum berperang.
Gue sebagai wanita ilfel lihat lu begitu. Karena lu dan gue sama. Saudari sesama muslim gue harap lu segera bangun dari tidur sesaat lu.
Bukan sok suci tapi gue ingin lu pahami dan mengerti.
#Day(27)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah
Katanya hijrah. Kok diajak solat bilangnya nanti dulu, padahal lu ngga sibuk.
Katanya hijrah. Kok masih barengan sama si anu.
Katanya hijrah. Kok lu masih nyinyirin orang lain?
Katanya hijrah. Kok itu muka sekental susu sapi?
Katanya hijrah. Lah, itu baju kok ketat?
Katanya hijrah. Itu rok atau celana kok lekukannya terlihat jelas.
Katanya katanya katanya. Tapi kok gitu?
Versi lu itu ya? Lucu!
Aduh, yang benar dong!
Iya gue tahu sekarang itu lagi marak begitu. Dan langkah awal yang baik buat lu nutup yang haram dipandang. Tapi kalau kelakuan lu masih aja bikin sakit mata dan buat orang lain jengah sama lu. Sebaiknya lu segera insaf deh. Kena azab lu entar mau?
Yah, kalau lu mau narik perhatian itu akhi-akhi yang Masya Allah, yang ada mereka kabur sebelum berperang.
Gue sebagai wanita ilfel lihat lu begitu. Karena lu dan gue sama. Saudari sesama muslim gue harap lu segera bangun dari tidur sesaat lu.
Bukan sok suci tapi gue ingin lu pahami dan mengerti.
#Day(27)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah
30 HRDC day 26 : Waktu Telah Tiba
Waktu telah tiba. Usia telah sampai. Mata membelak berhenti beredar. Dingin sekujur badan, tubuh terdiam kaku tanpa gerakkan. Pucat pasi tanpa darah mengalir.
Sahutan tangis pilu saling beradu. Bacaan ayat menggema di seluruh kediaman menjadikan doa terakhir berada di atas bumi. Keranda tempat terakhir menjadikan alas berbaring di atas bumi. Pakaian putih menjadi akhir yang dikenakan. Dan menjadi akhir kau beriringan bersama manusia di atas bumi.
Kini, kau telah di bawah bumi. Bersama tanah dan binatang melata. Namamu tertulis di batu yang mulai memudar. Keramik hiasanmu mulai terkikis di makan waktu. Daun merayap hingga meninggi. Tanah kering karena jarang sekali tersentuh air.
Kini, kau di bawah gundukan tanah. Berada jauh dari sanak keluarga yang mungkin saja mulai terbiasa tanpamu. Kau berada di antara lalu lalang kendaraan yang melirikpun mereka takut. Katanya tempat tinggalmu menyeramkan.
Di saat itu telah terjadi, semua hanya tinggal penyesalan. Sebab dahulu semasa hidup dunia berada dalam genggamnya hingga merasuki pikiran. Tak terbesit sedikitpun akhirat di dalam dadanya, jikapun ada hanya lewat seperkian detik. Tertabrak nafsu dunia yang menggoda.
Di saat itu telah terjadi, ampunan tidaklah berguna. Karena telah lewat kadaluwarsa. Waktu telah tiba. Siapkan diri menerima semua ganjaran yang kau tuai.
#Day(26)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah
Sahutan tangis pilu saling beradu. Bacaan ayat menggema di seluruh kediaman menjadikan doa terakhir berada di atas bumi. Keranda tempat terakhir menjadikan alas berbaring di atas bumi. Pakaian putih menjadi akhir yang dikenakan. Dan menjadi akhir kau beriringan bersama manusia di atas bumi.
Kini, kau telah di bawah bumi. Bersama tanah dan binatang melata. Namamu tertulis di batu yang mulai memudar. Keramik hiasanmu mulai terkikis di makan waktu. Daun merayap hingga meninggi. Tanah kering karena jarang sekali tersentuh air.
Kini, kau di bawah gundukan tanah. Berada jauh dari sanak keluarga yang mungkin saja mulai terbiasa tanpamu. Kau berada di antara lalu lalang kendaraan yang melirikpun mereka takut. Katanya tempat tinggalmu menyeramkan.
Di saat itu telah terjadi, semua hanya tinggal penyesalan. Sebab dahulu semasa hidup dunia berada dalam genggamnya hingga merasuki pikiran. Tak terbesit sedikitpun akhirat di dalam dadanya, jikapun ada hanya lewat seperkian detik. Tertabrak nafsu dunia yang menggoda.
Di saat itu telah terjadi, ampunan tidaklah berguna. Karena telah lewat kadaluwarsa. Waktu telah tiba. Siapkan diri menerima semua ganjaran yang kau tuai.
#Day(26)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah
Rabu, 29 Mei 2019
30 HRDC Day 25 : Aku Jatuh Cinta
Aku
jatuh cinta pada lembaran-lembaran ukiran kata manis dan perhatianmu.
Aku
jatuh cinta pada pahatan-pahatan kokoh dan tegas yang tercetak sangat rupawan.
Aku
jatuh cinta pada setiap gerak-gerik yang kau lakukan.
Aku
jatuh cinta tiada sesiapapun yang menarik perhatianku. Dulu.
Sekarang,
aku membantu diam terpaku pada sekujur tubuh.
Menyaksikan
kamu yang pergi tanpa menoleh.
Aku
jatuh cinta tapi kau tidak mencinta.
Aku
dengan mudah jatuh pada pesonamu, yang kutahu kau tak tahu itu.
Aku
jatuh cinta dan lagi pada akhirnya aku tidak dapat memiliki.
Aku
jatuh cinta, yang kutahu kamu butuh waktu lama menyadarinya.
Aku
jatuh cinta menggunakan akal sekaligus perasaanku.
Aku
jatuh cinta dengan akalku “tidak masalah karena semua orang berhak jatuh cinta.
Entah dengan akhir saling memiliki atau jatuh cinta sendiri”
Aku
jatuh cinta dengan perasaanku “aku begitu bodoh menaruh rasaku untukmu yang
kutahu dengan akhir menyedihkan”
Dan
sekarang aku jatuh cinta dengan rasa mengikhlaskan.
Sudah
berapa lama? Lewat 1 tahun? Aku masih
memikirkanmu dengan cinta.
Aku
tidak bodoh karena cinta, tenang.
Aku
melihat postinganmu kau mulai mengikuti cara aku menyampaikan rasa. Benar?
Ahh..
aku rasa aku mulai gede rasa(GR)
Semoga
berhasil heart. Kau lihat postinganku
yang heart? Itu aku buat tertuju
padamu.
Sukses
selalu. Sebagai adik tingkat, junior di kampus aku mendoakan untuk senior yang
sempat aku menaruh rasa, Semoga Sukses. Kabar terakhir aku dengar kau bekerja
di Sekolah keperawatan, ya?
Bukankah
aku hebat dalam stalking?(haha)
#Day(25)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah
Selasa, 28 Mei 2019
30 HRDC day 24 : Perihal jodoh
Berbicaralah soal jodoh itu menyenangkan, bukan?
Sebab dia masih menjadi suatu misteri yang mesti kita cari tahu dan bongkar.
Jodoh itu, seperti teka-teki yang harus kita pecah dan temui jawabnnya.
Jodoh itu, seperti puzzle rumit dan yang mesti dulu dibongkar pasang hingga menemukan bagian yang pas menyatukan bagian perbagian hingga mejadi kesatuan yang cocok.
Jodoh itu, seperti di labirin yang harus berkeliling di setiap tempat mencari jalan keluar hingga terbebas dari kukungan yang menjulak.
Dia menjadi sebagian objek yang di minta oleh seluruh hamba kepada Sang Khalik agar dipertemukan segera. Dan adapula yang jarang sekali mengucap itu dalam bait-bait doanya kepada Sang Kuasa Alam Jagat Raya. Sekali meminta pasti terasa di dalam dada merasa senang pasalnya, dalam lantunan doa jodoh tidak pernah menjadi topik utama yang diperbincangkan kepada Sang Pemilik Kehidupan.
Karena diri yakin, di manapun dia berada pasti akan dipertemukan. Tetapi mungkin untuk sekarang dia bukan menjadi utama yang harus diri kejar.
Diri tidak terlalu mencemaskanmu karena jika telah tiba waktunya, kita akan bertemu. Untuk sekarang diri harap kita sama-sama membuat diri kita produktif dalam berbagai hal.
Mari kita bertemu suatu nanti menjadi insan yang bersahaja, baik agama, pendidikan, sesama manusia, dengan sanak saudara terutama kepada Allah Azza Wa Jalla. Insya Allah. Aamiin.
#Day(24)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah
Sebab dia masih menjadi suatu misteri yang mesti kita cari tahu dan bongkar.
Jodoh itu, seperti teka-teki yang harus kita pecah dan temui jawabnnya.
Jodoh itu, seperti puzzle rumit dan yang mesti dulu dibongkar pasang hingga menemukan bagian yang pas menyatukan bagian perbagian hingga mejadi kesatuan yang cocok.
Jodoh itu, seperti di labirin yang harus berkeliling di setiap tempat mencari jalan keluar hingga terbebas dari kukungan yang menjulak.
Dia menjadi sebagian objek yang di minta oleh seluruh hamba kepada Sang Khalik agar dipertemukan segera. Dan adapula yang jarang sekali mengucap itu dalam bait-bait doanya kepada Sang Kuasa Alam Jagat Raya. Sekali meminta pasti terasa di dalam dada merasa senang pasalnya, dalam lantunan doa jodoh tidak pernah menjadi topik utama yang diperbincangkan kepada Sang Pemilik Kehidupan.
Karena diri yakin, di manapun dia berada pasti akan dipertemukan. Tetapi mungkin untuk sekarang dia bukan menjadi utama yang harus diri kejar.
Diri tidak terlalu mencemaskanmu karena jika telah tiba waktunya, kita akan bertemu. Untuk sekarang diri harap kita sama-sama membuat diri kita produktif dalam berbagai hal.
Mari kita bertemu suatu nanti menjadi insan yang bersahaja, baik agama, pendidikan, sesama manusia, dengan sanak saudara terutama kepada Allah Azza Wa Jalla. Insya Allah. Aamiin.
#Day(24)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah
Senin, 27 Mei 2019
30 HRDC day 23 : Setelah kuliah, lalu apa?
Suatu hari aku berkumpul dengan temanku di kosannya setelah mata kuliah selesai. Aku menghampiri sebutlah Noviana, aku mengatakan numpang istirahat di kosan dia sampai masuk mata kuliah selanjutnya. Noviana ini di darah orang tuanya mengalir darah keturunan Jawa, dia pernah bilang kepadaku dia pernah pergi sekali sewaktu dia masih kecil di tempat neneknya di Jawa. Aku tidak tahu pasti Jawa di Yogjakarta atau Semarang karena dia hanya beberapa kali menyinggung Jawa saat kami berkumpul bersama. Kami bisa dikatakan teman dekat antara aku, Noviana dan dua teman lagi sebutlah Asma dan Hasni. Awal masuk kuliah disemester satu, aku berteman dengan Hasni, Susanti dia ini teman satu kamar dan satu kos dengan Hasni dan juga Sulfi teman di angkatan yang pintar. Awalnya aku mengira kami bisa berteman dekat tetapi seiring waktu berjalan hingga sekarang bisa dikatakan aku, Hasni, Asma dan Noviana kami berteman cukup dekat saling meminta bantuan satu sama lain, saling merepotkan satu sama lain, saling travelling satu sama lain, mengunjungi rumah satu sama lain, shopping satu sama lain.
Kami dekat tetapi tidak sedekat persahabatan bagai kepompong mengubah ulat menjadi kupu-kupu. Bisa dikatakan Asma, Noviana dan Hasni mereka lengket dalam berbagai hal sedangkan aku memang selalu menjadi orang netral jika di antara mereka berdebat atau saat mereka berbicara aku hanya sebagai pendengar sesekali nimbrung tetapi aku sangat senang berteman dengan mereka. Mereka tidak sungkan denganku, kadang kala mereka mengomeliku kalau memang ada sesuatu yang mereka tidak puas dariku tetapi mereka selalu menjaga pertemanan dengan baik.
“Tok, Tok, Tok”
“Siapa? Masuk”
“Ehh, ada kamu pale”
Hasni dan Asma teman satu kos dan teman sekamar juga, jarak kost Noviana dan Hasni dan Asma tidak terlalu jauh kalau berjalan kaki hanya masuk gang melewati lima sampai enam rumah kost, kost Noviana sudah ditemui.
“Apa bikin?” Hasni dan Asma duduk dihadapanku saling berhadapan di depan kipas.
“Nunggu dulu sampai masuk kuliah” jawabku.
“Mandre bakwan ki, maliwaseng ka.”
“Idi Hasni maliwaseng magai bakwan iko meli” Noviana yang sebelumnya berbaring, langsung bangun dan mendekat disekitar kami.
Bakwan harga lima ribu kami makan bersama, sambil bercerita mengenai kuliah yang tadi diikuti sambil mengenai setelah kuliah mau ngapain.
“Selesai kuliah mauka langsung menikah” Noviana tertawa sambil memeluk bantal dengan menjatuhkan dirinya di samping Asma.
“Saya kalau selesai kuliah Ardi ngelamar menikah ka kalau tidak kerjaka di Kalimantan kapang” Hasni menyayut sambil makan bakwan di sampingku-kipas sebagai jaraknya.
“Apaje cepat-cepat menikah, kerjami dulu. Menikah gampanglah itu, urusan belakangan. Di Shin?” Asma sambil memegang hape dan memandangku.
Aku tersenyum dan tertawa kecil “Sama, akupun gitu. Kerja dulu soal jodoh Allah-lah yang atur”
“Aku yakin toh, di antara kia pasti Shin yang terakhir menikah” Noviana bangkit dari berbaring ngasalnya.
“Iya, masalahnya tidak pernah sedding aku lihat Shin dekat sama laki-laki. Berbicar juga jarang” Hasni memandangku dengan ekspersi heran dan tak percaya. Aku hanya menaggapi dengan senyum dan membaca cerita novel di hapeku.
“Shin, kalau nikah jangan lupa ngundang nah” Asma melihatku dengan tertawa “Sempat di Kalimantan Shin nikah, belapaga pergi di sana” lanjut Asma sambil tertawa.
“Tidak tau” aku hanya membalas dengan mengangkat kedua bahuku.
Setelah kuliah, lalu apa? Setiap orang pasti telah merancang impiannya masing-amsing. Sewaktu kecil aku saat ditanya oleh teman-teman, orang tua, dan guru, apa cita-citaku pasti aku jawab Dokter, karena Dokter adalah cita-cita kedua orang tuaku, aku yakini itu cita-citaku-Dokter pada diriku sendiri. Hingga duduk dibangku Madrsah Aliyah aku berjalan sesuai arus kehidupanku, setelah lulus hingga aku berada di sini jauh dari keluargaku dan duduk dijurusan yang sekarang aku tempuh aku yakin itu tidak mudah.
Sewaktu SMA aku selalu mengikuti penyanyi-penyanyi baik dalam negeri ataupun luar negeri dan keinginanku diwaktu itu ingin menjadi penari. Tetapi aku malu menari di depan orang, apalagi menari dengan pakain kekurangan bahan atau berbaju ketat aku mundur dari keinginanku itu. Setelah duduk disemester tiga aku mengikuti organisasi lembaga pres mahasiswa(LMP) aku mulai menyukai kegiatanku ini, menjadi wartawan magang biarpun hanya mewawancari di dalam kampus itu buat aku bangga sendiri menjadi redaktur sementara.
Saat pemilihan devisi, aku memilih devisi layout karena aku ingin mencoba hal baru mengingat aku untuk masalah mengedit masalah naskah aku bisa biarpun ngga pintar amat jadi aku memilih devisi layout. Setelah dipilih oleh Pemred (Pemimpin redaksi) aku ditempatkan di bagian redaktur, antara senang dan sekaligus sedikit terluka tetapi aku menjani beberapa waktu dibagian itu, hingga semester empat aku mulai menghilang karena tugas kampus yang tidak bisa aku duakan. Aku memilih out dari LPM RED LINE. Mulai dari lembaga ini aku menyukai apapun menyangkut jurnalistik.
Saat semester lima ada sebuah formulir online broadcasting aku mendaftar dan memilih devisi announcer/penyiar aku belajar sampai mengikuti trainning, setelah duduk disemester enam aku out kembali dan itu buat aku kesal sendiri, aku sangat menyukai ini tetapi aku tidak bisa bagikan fokusku dengan semester yang mulai buat aku sibuk. Akhirnya aku memilih out dari pada kuliahku berantakkan. Karena aku tidak bisa membagikan fokusku kepada yang lain. Dan kesibukan di semester ini harus aku utamakan dari yang lain.
Jika di tanya setelah kuliah, lalu apa? Aku merencanakan banyak hal dalam pikiranku dan telah aku sebut satu persatu dalam doa kepada Tuhan. Karena aku yakin rencana Tuhan jauh lebih baik dari rencanaku. Aku merencanakan banyak hal tetapi Tuhan-kulah yang menentukannya, dan pastinya doa dan tindakan menjadi penolong, Insya Allah. Aamiin.
#Day(23)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah
(Perhatian Member : Kalau bahasa bugisnya salah tolong di maklumi ya, hihi)
Kami dekat tetapi tidak sedekat persahabatan bagai kepompong mengubah ulat menjadi kupu-kupu. Bisa dikatakan Asma, Noviana dan Hasni mereka lengket dalam berbagai hal sedangkan aku memang selalu menjadi orang netral jika di antara mereka berdebat atau saat mereka berbicara aku hanya sebagai pendengar sesekali nimbrung tetapi aku sangat senang berteman dengan mereka. Mereka tidak sungkan denganku, kadang kala mereka mengomeliku kalau memang ada sesuatu yang mereka tidak puas dariku tetapi mereka selalu menjaga pertemanan dengan baik.
“Tok, Tok, Tok”
“Siapa? Masuk”
“Ehh, ada kamu pale”
Hasni dan Asma teman satu kos dan teman sekamar juga, jarak kost Noviana dan Hasni dan Asma tidak terlalu jauh kalau berjalan kaki hanya masuk gang melewati lima sampai enam rumah kost, kost Noviana sudah ditemui.
“Apa bikin?” Hasni dan Asma duduk dihadapanku saling berhadapan di depan kipas.
“Nunggu dulu sampai masuk kuliah” jawabku.
“Mandre bakwan ki, maliwaseng ka.”
“Idi Hasni maliwaseng magai bakwan iko meli” Noviana yang sebelumnya berbaring, langsung bangun dan mendekat disekitar kami.
Bakwan harga lima ribu kami makan bersama, sambil bercerita mengenai kuliah yang tadi diikuti sambil mengenai setelah kuliah mau ngapain.
“Selesai kuliah mauka langsung menikah” Noviana tertawa sambil memeluk bantal dengan menjatuhkan dirinya di samping Asma.
“Saya kalau selesai kuliah Ardi ngelamar menikah ka kalau tidak kerjaka di Kalimantan kapang” Hasni menyayut sambil makan bakwan di sampingku-kipas sebagai jaraknya.
“Apaje cepat-cepat menikah, kerjami dulu. Menikah gampanglah itu, urusan belakangan. Di Shin?” Asma sambil memegang hape dan memandangku.
Aku tersenyum dan tertawa kecil “Sama, akupun gitu. Kerja dulu soal jodoh Allah-lah yang atur”
“Aku yakin toh, di antara kia pasti Shin yang terakhir menikah” Noviana bangkit dari berbaring ngasalnya.
“Iya, masalahnya tidak pernah sedding aku lihat Shin dekat sama laki-laki. Berbicar juga jarang” Hasni memandangku dengan ekspersi heran dan tak percaya. Aku hanya menaggapi dengan senyum dan membaca cerita novel di hapeku.
“Shin, kalau nikah jangan lupa ngundang nah” Asma melihatku dengan tertawa “Sempat di Kalimantan Shin nikah, belapaga pergi di sana” lanjut Asma sambil tertawa.
“Tidak tau” aku hanya membalas dengan mengangkat kedua bahuku.
Setelah kuliah, lalu apa? Setiap orang pasti telah merancang impiannya masing-amsing. Sewaktu kecil aku saat ditanya oleh teman-teman, orang tua, dan guru, apa cita-citaku pasti aku jawab Dokter, karena Dokter adalah cita-cita kedua orang tuaku, aku yakini itu cita-citaku-Dokter pada diriku sendiri. Hingga duduk dibangku Madrsah Aliyah aku berjalan sesuai arus kehidupanku, setelah lulus hingga aku berada di sini jauh dari keluargaku dan duduk dijurusan yang sekarang aku tempuh aku yakin itu tidak mudah.
Sewaktu SMA aku selalu mengikuti penyanyi-penyanyi baik dalam negeri ataupun luar negeri dan keinginanku diwaktu itu ingin menjadi penari. Tetapi aku malu menari di depan orang, apalagi menari dengan pakain kekurangan bahan atau berbaju ketat aku mundur dari keinginanku itu. Setelah duduk disemester tiga aku mengikuti organisasi lembaga pres mahasiswa(LMP) aku mulai menyukai kegiatanku ini, menjadi wartawan magang biarpun hanya mewawancari di dalam kampus itu buat aku bangga sendiri menjadi redaktur sementara.
Saat pemilihan devisi, aku memilih devisi layout karena aku ingin mencoba hal baru mengingat aku untuk masalah mengedit masalah naskah aku bisa biarpun ngga pintar amat jadi aku memilih devisi layout. Setelah dipilih oleh Pemred (Pemimpin redaksi) aku ditempatkan di bagian redaktur, antara senang dan sekaligus sedikit terluka tetapi aku menjani beberapa waktu dibagian itu, hingga semester empat aku mulai menghilang karena tugas kampus yang tidak bisa aku duakan. Aku memilih out dari LPM RED LINE. Mulai dari lembaga ini aku menyukai apapun menyangkut jurnalistik.
Saat semester lima ada sebuah formulir online broadcasting aku mendaftar dan memilih devisi announcer/penyiar aku belajar sampai mengikuti trainning, setelah duduk disemester enam aku out kembali dan itu buat aku kesal sendiri, aku sangat menyukai ini tetapi aku tidak bisa bagikan fokusku dengan semester yang mulai buat aku sibuk. Akhirnya aku memilih out dari pada kuliahku berantakkan. Karena aku tidak bisa membagikan fokusku kepada yang lain. Dan kesibukan di semester ini harus aku utamakan dari yang lain.
Jika di tanya setelah kuliah, lalu apa? Aku merencanakan banyak hal dalam pikiranku dan telah aku sebut satu persatu dalam doa kepada Tuhan. Karena aku yakin rencana Tuhan jauh lebih baik dari rencanaku. Aku merencanakan banyak hal tetapi Tuhan-kulah yang menentukannya, dan pastinya doa dan tindakan menjadi penolong, Insya Allah. Aamiin.
#Day(23)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah
(Perhatian Member : Kalau bahasa bugisnya salah tolong di maklumi ya, hihi)
30 HRDC Day 22 : Cuap-cuap Again
Assalamualaikum
ikhwat and akhwat, how are you today?
Bagaimana
udah mau dekat akhir Ramadhan, liburpun menunggu di depan mata. Buat yang
mahasiswa/i ini libur semester yang panjang ya ngga buat kita? Setelah lebaran
masih ada kuliah ngga? Nuntas yang masih
ketinggalan? Kalau aku sih masih ada kuliah setelah lebaran satu minggu aku
masih kembali menggejar ketertinggalan. Sebenarnya kalau masih ikut kurikulum
lama sekarang aku ngga bisa ikut post ini challenge
pasti KKN ples PPL tapi kurikulum
diangkatan aku kurikulum baru jadinya aku masih stay in here sampai masuk
semester baru and mouth September aku
baru jalanin KKN and PPL.
Gimana
nih buat mahasiswa/i udah ada rencana selama libur panjangnya diisi dengan apa?
Kalau aku sih lagi cari loker siapa
tahu ada yang pas ya udah join kalau ngga ada ya udah (wkwk).
Ohya,
buat ibu-ibu, buat kue apa aja sih selama lebaran ini? Makin sibuk ya? Kemarin
aku telepon mama di kampung, mama aku juga sibuk buat kue hari ini katanya selesai
padahal masih lama loh lebaran bulan depan (wkwk).
Gimana
udah ada beli baju untuk lebaran ibu-ibu dan teman-teman? Kalau aku sih ngga
beli soalnya baju gamis tahun lalu masih ada cuman dipakai dua kali tahun lalu
(haha) aku mah simple ngga rempong
pakai aja dulu yang masih bagus (hihi).
Yah
terkecuali adik-adik aku sama mama di kampung mereka dibeliin baju sama bapak.
Kalau aku apa atuh buih-buih yang mulai dilupakan (hihi) ngga deng bapak
sebenarnya nawarin beli baju ntar dia ngirim, tapi aku bilang ngga usah ehh bapak iyain. Kan sebenarnya aku
begitu supaya dipaksa gito loh, kalau
bapak kirim aku beli yang lain, beli tas mungkin atau buku, ini cuman sekali
nawarin aku nolak bapak iyain, ampun dah
ngga pekanya (haha).
Mau
nulis apa lagi? cukup kali ya? Curcol
aku. Selamat hari akhir mendekat Ramadhan, Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadr dan
mendekati Idul Fitri ya. Semoga Allah masih beri kesempatan untuk ketemu di tahun yang akan datang. Aamiin.
Jalan-jalan
di kota Pontianak
Ketemu
cowok cakep di teras mesjid
Hei..
Ikhwat soleh calon imam
Aku
cuman mau bilang Waalaikumsalam
#Day(22)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah
Langganan:
Postingan (Atom)
30 HRDC Day 2 : Tolong
Allahummasolli’Ala Sayyidina Muhammad Wa’Ala’alihi Muhammad Allahummasolli’Ala Sayyidina Muhammad Wa’Ala’alihi Muhammad Aku hidup berdua ...
-
Senin 06 Mei 2019. Bunyian nyamuk terdengar digendang telingga dengan malas wanita yang masih terlelap dalam tidurnya menaiki selimut berg...
-
“Coba li ha t air lautnya” “Maya...” “LARI CEPAT!!!” Kejadian dua tahun yang lalu 28 September masih menghantui pikiran dan baya...